Qubits, Silicon Valley – Sementara Quantum Computing menjanjikan kemampuan pemrosesan yang tak tertandingi—mampu menyelesaikan masalah kompleks yang mustahil bagi komputer klasik—teknologi ini masih menghadapi hambatan besar dalam skalabilitas dan stabilitas untuk penerapan komersial massal.
Komputer kuantum bekerja menggunakan qubits (bit kuantum) yang rapuh. Qubits sangat sensitif terhadap gangguan lingkungan (seperti fluktuasi suhu dan kebisingan), sebuah kondisi yang disebut decoherence. Untuk mempertahankan keadaan kuantumnya, qubits sering kali harus disimpan pada suhu mendekati nol absolut (-273,15°C). Tantangannya adalah merancang sistem yang dapat mempertahankan stabilitas qubits yang memadai sambil menskalakannya dari puluhan qubits saat ini menjadi ribuan, yang diperlukan untuk memecahkan masalah kompleks dunia nyata (misalnya, pengembangan obat baru atau simulasi material).
Para peneliti kini berfokus pada koreksi kesalahan kuantum (quantum error correction) dan mencari arsitektur qubits yang lebih stabil (seperti silicon-based qubits). Sampai masalah skalabilitas ini diatasi, quantum computing akan tetap menjadi alat yang sangat canggih tetapi terbatas untuk laboratorium riset, bukan untuk pusat data harian.

