0
0
Korea Selatan memimpin implementasi teknologi Vehicle-to-Grid (V2G), sebuah sistem di mana Kendaraan Listrik (EV) tidak hanya mengambil daya dari jaringan listrik tetapi juga mampu menyalurkan energi kembali ke rumah atau jaringan listrik umum. Fenomena ini mengubah EV dari sekadar moda transportasi menjadi unit penyimpanan energi bergerak (baterai raksasa) yang terintegrasi.
V2G memungkinkan pemilik EV Korea untuk mendapatkan penghasilan dengan menjual kembali kelebihan daya baterai mereka ke jaringan listrik pada saat permintaan puncak (misalnya, sore hari) dan mengisi ulang pada saat permintaan rendah (misalnya, tengah malam dengan tarif lebih murah). Ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga membantu menstabilkan jaringan listrik nasional dari fluktuasi pasokan energi terbarukan.
Penerapan V2G didukung oleh kemitraan antara produsen mobil Korea (Hyundai, Kia), perusahaan utilitas negara (KEPCO), dan regulator yang menciptakan standar teknis yang seragam. Tantangan terbesarnya adalah adopsi konsumen dan kekhawatiran tentang potensi degradasi baterai akibat siklus pengisian-pemakaian yang lebih sering.
Korea Selatan melihat V2G sebagai pilar kunci dalam transisi energi bersih. Keberhasilan V2G di Korea akan menjadi bukti global bahwa EV adalah aset penting dalam manajemen energi, tidak hanya di tingkat rumah tangga (Vehicle-to-Home atau V2H) tetapi juga di tingkat jaringan nasional.
