0
0
Seluruh sistem keamanan digital kita saat ini, mulai dari enkripsi perbankan (HTTPS), blockchain, hingga kata sandi, bergantung pada masalah matematika yang terlalu sulit dipecahkan oleh komputer klasik. Namun, era baru komputasi kuantum (quantum computing) mengancam akan menghancurkan fondasi keamanan ini dalam sekejap.
Komputer kuantum, dengan kemampuannya yang luar biasa, secara teoritis dapat memecahkan algoritma enkripsi yang ada saat ini (seperti RSA dan ECC) dalam hitungan jam atau hari, bukan ribuan tahun. Ini adalah “kiamat kriptografi” yang akan mengekspos semua data sensitif pemerintah, militer, dan perusahaan.
Untuk mengantisipasi ancaman ini, para peneliti di seluruh dunia sedang berlomba mengembangkan “Kriptografi Tahan-Kuantum” atau Post-Quantum Cryptography (PQC). Ini adalah algoritma enkripsi generasi baru yang dirancang agar tetap aman, bahkan dari serangan komputer kuantum terkuat sekalipun.
Bagi Indonesia, yang sedang gencar melakukan transformasi digital, ancaman ini sangat nyata. Data kependudukan, data finansial, dan infrastruktur digital kritis nasional harus segera dipersiapkan untuk migrasi ke PQC. Ini bukan pertanyaan “apakah” komputer kuantum akan datang, tetapi “kapan”.
Perlombaan ini adalah perlombaan senjata digital yang tak terlihat. Negara dan perusahaan yang paling cepat mengadopsi standar PQC akan memiliki keunggulan keamanan strategis. Bagi Indonesia, ini adalah momentum untuk mulai berinvestasi dalam penelitian PQC dan mempersiapkan SDM ahli kriptografi untuk menghadapi era keamanan berikutnya.
